Gear Review: Minirig Asimoton AS-9900

Buat saya, nama minirig di seputar radio dua arah selalu identik dengan radio kecil buatan China dengan tombol orange 8 buah dan display yang bisa berganti warna. Hal ini lebih karena tidak ada identitas lain yang bisa dipakai untuk menamai radio komunikasi ini. Sepertinya siapapun yang berminat bisa memesan di pabriknya di China, lalu tinggal ditempelkan merk dan model seperti pesanan.

Rig mini yang saya review kali ini datang dengan label Asimoton, dengan model AS-9900. Sesuai namanya, rig ini berukuran mini, kurang lebih hanya sebesar telapak tangan saya. Tapi, meskipun kemasannya kecil, minirig Asimoton AS-9900 mampu memancarkan daya 25 watt di VHF, dan 20 watt UHF. Radio ini juga sudah mendukung fungsi-fungsi standar seperti transmisi duplex, CTCSS, DCS, dan dilengkapi dengan 200 memory. Dan yang terakhir, radio ini memiliki kemampuan dual monitor.

Minirig dengan ukuran yang cukup kecil, tidak makan tempat di dalam mobil.

Di dalam kotak yang saya terima, selain radio juga terdapat external microphone yang dilengkapi full keypad untuk operasional radio, bracket radio, gantungan mic, satu set baut, dan kabel DC. Kabel DC yang disertakan sudah terpasang plug untuk colokan 12 volt mobil.

Cukup fantastis, mengingat ukurannya yang kecil, dengan harga yang tidak sampai 1 juta rupiah.

Ukuran minirig Asimoton AS-9900, muat di telapak tangan

Lalu, bagaimana kesan-kesan setelah menggunakan radio ini selama 3 bulan? Apakah memang kemampuannya se-fantastis spesifikasinya? Secara singkat, berikut hal-hal yang saya suka dari minirig ini.

  • Ukurannya yang kecil dan ringan, sehingga mempermudah pemasangan di dalam mobil. Cukup menggunakan double tape 3M, minirig sudah terpasang cukup kokoh, tanpa menggangu kaki
  • Harga yang paling murah untuk rig dual band
  • Suara yang cukup kencang dan bersih.
  • Sensitifitas penerimaan yang cukup baik

Sedangkan hal-hal yang rasanya perlu diperbaiki adalah:

  • Display yang kecil, sehingga cukup sulit untuk dilihat sambil berkendara. Memang display ini harus menyesuaikan dengan ukuran rig yang cukup kecil
  • Semua setting harus diakses melalui menu, bahkan setting yang sederhana seperti mengubah daya transmisi. Digabungkan dengan display yang kecil, hal ini mempersulit perubahan konfigurasi di saat berkendara.
  • Keterbatasan buku manual penggunaan. Sama seperti radio merk China lainnya, manual book yang disediakan dalam kemasan cukup terbatas. Tapi jangan khawatir, tinggal meluncur ke dunia maya untuk mencari informasi, karena pengguna mmini rig ini cukup banyak

Berikutnya adalah beberapa kesan dan catatan saya selama menggunakan radio minirig Asimoton AS-9900

Kabel DC untuk Cigarette Lighter

Salah satu aksesoris yang cukup unik dalam kemasan minirig Asimoton AS-9900 adalah kabel DC yang sudah terpasang colokan 12 volt mobil. Colokan ini bisa disambung di cigarette lighter dalam mobil, sehingga untuk sekilas pemasangan rig di mobil jadi tidak terlalu rumit. Namun, saya memutuskan untuk tidak menggunakan cigarette lighter ini, dengan alasan berikut:

  • Kabel yang disertakan terlalu kecil. Memang rig ini hanya memiliki daya maksimum 25 watt, sehingga arus yang dibutuhkan mungkin hanya sekitar 3-3.5 ampere max. Tapi kecurigaan saya terbukti ketika seorang teman yang memiliki rig dengan tipe yang sama melaporkan kalau kabel powernya terasa panas dan putus ditengah komunikasi.
  • Untuk keperluan radio saya memilih kabel langsung dari aki mobil, agar arus yang ditarik radio tidak mempengaruhi komponen mobil lainnya, atau sebaliknya.
Kabel DC yang disertakan dengan colokan untuk cigarette lighter mobil

Memang, menarik kabel langsung dari aki lebih repot. Tapi toh kita juga harus menarik kabel untuk antena. Lagipula, dengan menarik kabel dari aki langsung akan mempermudah apabila kita akan mengganti dengan radio lain di masa mendatang.

Extra Mic Asimoton AS-9900

Minirig Asimoton AS-9900 datang dengan extramic dengan full keypad yang menyala untuk angka dan beberapa fungsi. Extramic ini dilengkapi dengan kabel spiral untuk menghubungkan dengan unit radio.

Extra mic Asimoton AS-9900

Extramic ini menurut saya terlalu kecil dan ringan. Apaalagi untuk yang terbiasa menggunakan rig buatan Jepang. Bukan sebuah gangguan, tapi hanya soal kebiasaan.

Hal kedua yang saya amati adalah kelengkapan tombol di extramic. Tombol-tombol di extramic ini bisa dipakai untuk mengakses menu, dan melakukan program frekuensi. Tapi ada beberapa tombol yang apabila ditambahkan di extramic akan sangat membantu. Tombol itu adalah V/M untuk merubah dari VFO ke mode memory, dan H/L, untuk mengubah daya pancaran dari tinggi ke rendah dan sebaliknya.

Selain itu, extramic ini cukup baik. Suara yang dihasilnya juga cukup jelas didengar oleh lawan bicara.

Kemampuan Radio

Dalam spesifikasinya tertulis kalau radio ini mampu memancarkan sinyal dengan maksimum daya maksimum 25 watt untuk VHF dan 20 watt di UHF. Daya pancar itu adalah untuk setting High, sedangkan di setting Low, daya pancar adalah 5 watt di VHF dan UHF.

Spesifikasi daya pancar dan jangkauan frekuensi

Pada percobaan di rumah dengan menggunakan power supply 13.8 volt, daya pancar maksimum berbeda-beda di sepanjang band VHF dan UHF. Daya pancar yang tercatat maksimum mendekati 25 watt untuk VHF dan 20 watt untuk UHF.

Daya pancar di setting low apabila saya bandingkan dengan HT Baofeng tidak jauh berbeda. Dengan terhubung dengan antena luar di rumah, saya bisa membuka RPU yang juga biasanya bisa saya buka dengan HT Baofeng apabila dihubungkan dengan antena luar.

Selama pemakaian dalam kendaraan, dengan setting power low saya bisa membuka beberapa RPU di Jakarta dan Tangerang sembari berkendara disekitar Pamulang.

Dari sisi penerimaan, sensitifitas cukup baik. Bahkan, kadang terlalu baik sehingga squelch kadang terbuka untuk level noise yang wajar. Disini kendala yang saya temui adalah setting sequelch yang sepertinya tidak berpengaruh terhadap sensitifitas penerimaan.

Hal terakhir mengenai radio ini adalah panas ketika kita memancar cukup sering. Hal ini makin terasa apabila kita memancar dengan setting high. Beberapa model minirig China dilengkapi dengan kipas kecil, seperti Asimoton AS-9900. Tapi ada juga yang tidak dilengkapi kipas.

Kipas pendingin, konektor PL untuk antena, dan colokan 3,5 mm untuk programming melalui komputer.

Kipas radio Asimoton AS-9900 ini cukup berisik. Dan pengalaman saya, kipas ini juga akan menyala kalau kita cukup sering memancar, meskipun hanya menggunakan daya 5 watt. Untungnya speaker dari minirig ini cukup nyaring. Cukup memutar sedikit kenop volume maka suara sudah didengar dengan volume yang cukup nyaman didengar untuk didalam mobil.

Demikian catatan saya untuk minirig Asimoton AS-9900. Meskipun ada beberapa kekurangan, dengan harga 1 juta saya cukup puas dengan pemakaian di dalam mobil. Kemampuan dual monitor bisa saya gunakan untuk monitor dua frekuensi RPU, atau frekuensi lalu lintas. Komunikasi radio pun tetap lancar untuk penggunaan konvoi ataupun sekedar ngobrol antar sesama pengguna radio.

Rekor Antena Flowerpot 2m: 26 km

Antena base station yang dinamai flower pot (Pot Bunga) ini dipopulerkan oleh seorang Amatir Radio asal Australia bernama John dengan callsign VK2ZOI. John membagikan cara membuat antena Flower Pot untuk frekuensi VHF di tautan ini.

Antena Flower Pot dari VK2ZOI saat ini masih menjadi antena utama dari base station amatir saya. Awalnya saya mencari cara membuat antena 2 meter untuk base station, yang cukup simple, dengan bahan yang mudah didapat, dan harga yang bersahabat. Antena flower pot ini memenuhi semua kriteria di atas. Antena ini bis dibuat dengan modal kurang dari 100 ribu. Bahkan bisa lebih murah kalau kita sudah memiliki sebagian bahan sisa bangunan, seperti pipa PVC. Instruksi untuk membuat antena Flowerpot pernah saya bagikan di tautan ini.

Antena Flowerpot 2m Terpasang Di Tiang

Sejak terpasang, efisiensi antena flowerpot ini terus membuat saya kagum. Terutama, karena antena ini terbuat dari bahan-bahan sederhana yang bisa dengan mudah ditemui. Waktu yang diperlukan juga tidak banyak, hanya sekitar 1 jam.

Beberapa hari yang lalu antena Flowerpot ini baru membuat rekor baru. Hanya dengan daya 5 watt, saya bisa berkomunikasi direct/simplex dengan seorang Amatir Radio di Kelapa Gading bernama Wahyu, dengan callsign YG0GLE.

QSO Pamulang-Kelapa Gading dengan Flowerpot Antena. Jarak sekitar 26 km lebih. Confirmed with YG0GLE

Apabila diukur melalui Google Map, jarak komunikasi ini adalah 26 kilometer lebih. Komunikasi ini juga melalui area pusat kota Jakarta di sekitar Gatot Subroto, yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit.

Report penerimaan komunikasi dengan daya 5 watt ini cukup bersih dari kedua sisi. Komunikasi baru sedikit terganggu oleh noise ketika daya diturunkan menjadi 3 watt. Rig yang digunakan oleh saya adalah Alinco DR-135 MKIII, sedangkan YG0GLE menggunakan rig Motorola GM 338.

Jadi, untuk yang masih bingung mau pakai antena 2 meter seperti apa, ayo segera dibuat antena Flowerpot 2 meter ini.

73 de YD0SPU

Ganti Final Minirig

Mengganti MOSFET Final Minirig dual band ini sebenarnya sebuah pekerjaan yang cukup rumit. Kerumitan ini pertama karena sesuai namanya, Minirig dual band ini berukuran kecil, sehingga jarak antar komponen cukup rapat. Kedua, karena MOSFET Final Minirig menggunakan MOSFET A5M06 yang berukuran kecil, dipasang dengan teknik SMD.

Namun demikian, penggantian MOSFET Final Minirig bukanlah tidak mungkin. Diperlukan peralatan yang tepat, ketelitian dan kesabaran agar penggantian berhasil. Dari sisi peralatan, selain obeng dan solder, juga diperlukan pinset dan solder uap untuk melepas dan memasang komponen SMD.

MOSFET Final Miniri bisa dicapai dengan membuka casing dari bagian bawah, yang terbuat dari plastik. Casing ini bisa dibuka dengan melepas 4 buah baut. Salah satu baut ini terletak dibawah stiker spesifikasi rig.

Sekrup yang di kiri atas terletak dibawah stiker

Setelah casing bawah dilepas, maka akan terlihat main board dari Minirig. MOSFET Final A5M06 terletak di bagian belakang, di antara kabel catu daya dan colokan antena. Final ini dijepit ke heatsink dengan menggunakan sebuah lempengan besi.

Dibawah heatsink terdapat MOSFET A5M06 yang berfungsi sebagai Final Radio

Karena MOSFET A5M06 Minirig terpasang diatas, sesaat terlihat memungkinkan untuk mengganti MOSFET tanpa kerumitan untuk melepas mainboard. Akan tetapi sangat disarankan untuk melepas main board dari heatsink. Selain untuk mendapatkan tempat yang lebih leluasa, heatsink juga akan menyerap panas solder apabila tidak dilepaskan.

Untuk melepaskan main board dari heatsink, ada beberapa titik solder yang harus dilepas, seperti di gambar di bawah ini. Setelah melepas titik solder, kabel pita yang terhubung dengan LCD juga harus dilepas. Terakhir, ada 9 baut yang juga perlu dilepas, sebelum main board bisa diangkat. Harap diangkat dengan hati-hati, karena ada pengeras suara yang terpasang dibalik main board.

Ada 9 posisi baut, 4 titik solder dan 1 kabel pita yang harus dilepaskan untuk memisahkan main board dari casing. Disarankan unuk membuka baut kipas untuk membuat pekerjaan lebih mudah
Setelah semua titik baut, solder dan kabel pita dilepaskan, main board siap diangkat. Dalam gambar ini saya mencoba tanpa melepaskan kabel kipas. Tapi ternyata cukup sulit untuk memasang final
Di bawah main board terdepat pengeras suara. Dibanding melepaskan solder pengeras suara, saya memilih melepas pengeras suara dari casing rig.
Setelah kabel kipas dan pengeras suara dilepaskan, main board sudah terpisah dengan casing rig. Final siap diganti

Setelah main board bisa dilepaskan dari heat sink, maka waktunya beralih ke solder uap untuk melepaskan MOSFET A5M06. Siapkan juga pinset untuk mengangkat MOSFET lama, dan memasang MOSFET baru. Untuk jelasnya bisa memperhatikan video di bawah ini.

Setelah MOSFET Final yang lama dilepas, MOSFET pengganti siap dipasang

Setelah MOSFET Final A5M06 yang baru sudah terpasang dengan baik, maka ikuti langkah yang sama untuk memasang kembali main board ke dalam heatsink, dan merakit mini rig seperti semula. Minirig pun siap dicoba.

Seluruh pekerjaan untuk pemula seperti saya memakan waktu sekitar 60-90 menit. Sedangkan MOSFET Final A5M06 bisa didapatkan melalui Aliexpress atau Tokopedia/Bukalapak.

Selamat mencoba. 73 de YD0SPU

Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) Jakarta 2019

Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) 2019 di Jakarta akan kembali diadakan tanggal 30 Juni 2019. Kali ini saya tidak ikut ujian, namun diminta beberapa teman baru di ORARI untuk membantu beberapa calon penggiat radio amatir untuk melakukan pendaftaran UNAR.

UNAR sendiri akan dilaksanakan pada:

  • Hari & Tanggal: Minggu 30 Juni 2019
  • Jam: 07:00 – Selesai
  • Lokasi: Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat (Lokasi Google Map)

Sebelum pelaksanaan UNAR, ORARI Daerah Jakarta akan melaksanakan Bimbingan UNAR (BUNAR) pada:

  • Hari & Tanggal: Sabtu 22 Juni 2019
  • Jam: 09:00 – 15:00
  • Lokasi: ORARI Daerah Jakarta, Gd. Prasada Sasana Karya Lt. 10, Jalan Suryopranoto No. 8, Jakarta Pusat (Lokasi Google Map)

Lalu bagaimana tahapan pendaftaran UNAR dan BUNAR? Dari diskusi dengan beberapa teman, dan mencari informasi untuk membantu calon peserta ujian, berikut garis besar proses pendaftaran Ujian Negara Amatir Radio (UNAR)

  1. Pendaftaran Ujian: Online via https://iar-ikrap.postel.go.id/. Harap menggunakan situs tersebut melalui komputer/laptop
  2. Syarat pendaftaran: memiliki email yang masih aktif, soft copy foto latar belakang merah dan soft copy KTP
  3. Apabila belum memiliki akun, lakukan pendaftaran akun di situs https://iar-ikrap.postel.go.id/
  4. Setelah melakukan pendaftaran akun, periksa email dari SDPPI untuk aktivasi akun. Klik tautan dalam email untuk aktivasi akun.
  5. Lanjutkan dengan masuk ke situs https://iar-ikrap.postel.go.id/ dengan akun yang sudah diaktifkan di langkah ke-4.
  6. Pilih Pendaftaran UNAR. Masukkan informasi yang dibutuhkan seperti nama, alamat, dan lain-lain. Jangan lupa untuk mengunggah pas foto berlatar belakang merah dan scan KTP.
  7. Tunggu verifikasi dari SDPPI selesai. Setelah itu akan mendapatkan invoice
  8. Biaya ujian 50 ribu dibayar via bank mandiri atau bni setelah mendapatkan invoice. Pembayaran bisa dilakukan melalui internet banking, ATM atau teller.
  9. Unduh kartu peserta ujian dari situs https://iar-ikrap.postel.go.id/ setelah pembayaran selesai. Kartu ini harus dicetak dan dibawa saat ujian.
  10. Apabila ingin mengikuti Bimbingan UNAR (BUNAR), bisa mendaftar langsung dengan menghubungi Ibu Rose di Whatsapp 085880010001 di hari kerja jam 14:00 – 21:00.

Bimbingan UNAR dilaksanakan oleh ORARI Daerah Jakarta (ODJ) untuk membantu peserta agar bisa lulus ujian. Bimbingan ini sifatnya opsional. Jadi boleh saja belajar sendiri dan tidak mengikuti BUNAR. Dan apabila sudah mengikuti BUNAR juga bukan berarti sudah pasti lulus. Kalau waktu ujian isinya asal-asalan, ya gak lulus juga.

Pengalaman saya pribadi, ikut BUNAR sangat membantu untuk lulus Ujian Negara Amatir Radio (UNAR). Dalam bimbingan dibahsa kisi-kisi soal yang sering ditanyakan, dan juga bank soal UNAR. Juga, dalam BUNAR kita dapat kesempatan untuk kenalan dengan sesama peserta ujian maupun anggota ORARI lainnya.

Ikut bimbingan atau tidak, selaamt belajar, dan semoga lulus.

73 de YD0SPU

Pertanyaan Seputar FRS/GMRS

Perangkat FRS Merk WLN Tipe KD-C1.

Apa itu FRS/GMRS?

FRS adalah singkatan dari Family Radio Service. GMRS adalah singkatan dari General Mobile Radio Service. Kedua layanan ini adalah kategori untuk penggunaan radio komunikasi bergerak (biasanya HT) yang berasal dari Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, FRS dan GMRS memiliki alokasi frekuensi UHF di sekitar 462 MHz dan 467 MHz. Meskipun memiliki alokasi frekuensi yang sama, layanan FRS dan GMRS memiliki perbedaan sebagai berikut:

  • Penggunaan FRS tidak memerlukan ijin, sedangkan penggunaan GMRS memerlukan ijin. Ijin GMRS bisa didapatkan melalui daring, tanpa memerlukan ujian
  • FRS memiliki daya maksimum lebih kecil daripada GMRS
  • Meskipun sama-sama memiliki alokasi frekuensi di sekitar 462 MHz dan 467 MHz, GMRS memiliki alokasi frekuensi yang lebih besar dari FRS

Bagaimana Perijinan FRS dan GMRS di Indonesia

Menurut peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (PERMEN KOMINFO) nomor 25 tahun 2014, alokasi frekuensi FRS dan GMRS di sekitar 462 MHz dan 467 MHz adalah alokasi untuk penggunaan komersial. Artinya, sebelum kita bisa menggunakan perangkat FRS & GMRS, kita harus lebih dulu memiliki Ijin Spektrum Frekuensi Radio.

Tanpa memiliki ijin ini, maka penggunaan perangkat yang memancar di frekuensi FRS & GMRS adalah ilegal.

Kalau Begitu Kenapa Perangkat FRS/GMRS Masih Dijual Bebas

Secara teori, walaupun penggunaan perangkat pemancar yang memancar di frekuensi FRS & GMRS adalah ilegal, menjual perangkat tersebut belum tentu perbuatan yang ilegal.

Setiap perangkat telekomunikasi yang dijual di Indonesia secara hukum wajib memiliki sertifikasi dari Kementrian KOMINFO. Jadi, kalau perangkat tersebut memiliki sertifikasi dari Kementrian KOMINFO, penjualan perangkat komunikasi tersebut tidak ilegal.

Bagaimana dengan pembelinya? Saat ini tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa membeli dan memiliki perangkat telekomunikasi yang memiliki sertifikasi dan dijual secara sah sebagai tindakan ilegal. Jadi, sepertinya siapapun boleh membeli dan memiliki perangkat FRS & GMRS apabila perangkat tersebut memiliki sertifikasi Kementrian KOMINFO. Yang tidak boleh adalah mengoperasikan perangkat tersebut dengan memancar di frekuensi FRS/GMRS

Analoginya, setiap orang bisa membeli mobil tanpa harus memiliki SIM. Tapi mengendarai mobil tanpa memiliki SIM adalah tindakan ilegal.

Menambah Jangkauan Pancaran Radio Komunikasi

“Powernya kurang nih, jadinya pancaran saya gak sampai”

Omongan di atas sering terdengar ketika sebuah pancaran radio gagal diterima di tujuan. Kekurangan power atau daya pancar selalu menjadi kambing hitam kalau sebuah pancaran radio komunikasi gagal diterima oleh lawan bicara.

Eits, tapi sebelum buru-buru meningkatkan daya pancar, coba diperhatikan dulu keseluruhan komponen dari sistem mulai dari radio hingga antena. Apakah keseluruhan sistem ini sudah efisien? Kalau tidak, maka tambahan daya pancar ini hanya akan terbuang sebagai panas, entah di sisi radio, atau antena.

Ketika sedang membuat antena Pot Bunga (Flowerpot) saya sudah membuktikan kalau dengan daya pancar sebesar 5 watt dari HT, pancaran bisa diterima dengan sempurna oleh Radio Pancar Ulang (RPU/Repeater) dengan jarak 18.4 km. Pembuatan antena tersebut bisa ditemukan di tulisan dalam tautan ini.

Dalam QSO selanjutnya, pancaran dengan daya 5 watt bisa menjangkau Radio Pancar Ulang (Repeater) ORARI Jakarta Utara sejauh 23 kilometer dari tempat saya memancar.

Menjangkau Radio Pancar Ulang (RPU) 670, sejauh 23 km dari Pamulang

Jadi, kalau dengan daya pancar hanya 5 watt bisa menjangkau 23 kilometer lebih, tentunya daya pancar yang tinggi bukan satu-satunya cara untuk memperluas daya pancar. Masih ada faktor-faktor lain selain daya pancar untuk memperluas jangkauan pacaran.

Berikut adalah hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk memperluas jangkauan pancar, selain meningkatkan daya pancaran:

  • Gunakan kabel feeder/transmisi dari rig ke antena dengan panjang secukupnya. Semakin panjang kabel feeder/transmisi, semakin banyak daya yang hilang (attenuation) di kabel.
  • Gunakan kabel feeded/transmisi yang besar, untuk memperkecil daya yang hilang di kabel (attenuation). Semakin besar diameter kabel, semakin kecil daya yang hilang dengan panjang kabel yang sama. Untuk kabel feeder/transmisi yang saya gunakan adalah RG-8.
  • Pasang antena setinggi mungkin. Antena VHF seperti antena pemancar lainnya berfungsi sangat baik apabila berada di ruang bebas tanpa halangan. Antena VHF yang saya gunakan dipasang setinggi 9 meter dari permukaan tanah. Gunakan balkon atau teras rumah.
  • Pastikan setting SWR yang rendah. Antena yang matching, dengan SWR yang rendah sesuai frekuensi yang digunakan memastikan bahwa seluruh daya yang sampai ke antena akan terpancar.
Antena VHF 2 meter diujung tiang antena setinggi 6 meter. Tinggi total antena dari tanah sekitar 9-10 meter

Dengan melakukan hal-hal diatas maka pancaran radio akan jauh menjadi lebih luas. Seperti contoh yang saya lakukan, dengan 5 watt pancaran cukup kuat untuk membuka Radio Pancar Ulang sejauh 23 km lebih.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan suatu catatan, bahwa memang ada batasan-batasn operasional dimana tambahan daya pancar menjadi satu-satunya pilihan. Seperti di mobil misalnya, tidak mungkin memasang antena setinggi 10 meter, atau menggunakan kabel RG8 yang kaku. Oleh karena itu, penambahan daya pancar memang jadi hal penting untuk meningkatkan jangkauan pancaran. Tapi setidaknya, coba untuk melakukan optimalisasi sistem lainnya, karena daya pancar besar juga datang dengan kebutuhan lainnya yang tidak lebih sederhana

73 de YD0SPU

Istilah-istilah dalam Radio Amatir

Sebagai anak bawang di dunia radio amatir, dengan ijin yang baru berusia hampir 3 bulan, banyak istilah-istilah yang baru dan cukup membingungkan ketika saya berkomunikasi dengan sesama penggiat Radio Amatir.

Untuk membantu anak bawang lainnya di dunia radio amatir, berikut saya coba bagikan istilah-istilah yang sering digunakan, berikut artinya.

  • OM = Old Man. Istilah ini adalah panggilan untuk penggiat radio amatir pria, terlepas dari usia dari orang tersebut. OM ini ditulis dengan huruf besar, satu huruf O dan satu huruf M. Jadi bukan ditulis Oom ya, karena itu pasangannya tante. Sedangkan pasangan OM adalah di bawah ini
  • YL = Young Lady. Instilah ini adalah panggilan untuk penggiat radio amatir wanita, juga terlepas dari usianya. Istilah XYL terkadang suka digunakan untuk istri dari penggiat radio amatir. Saya sendiri tetap menggunakan istilah YL
  • 73 de XXXXXX. Angka 73 ini adalah kode untuk “Best regards”, biasanya digunakan di akhir pembicaraan. Asal dari angka ini adalah dari sederet angka di jaman komunikasi via telegrafi dan morse, sehingga sangat penting untuk mempersingkat kata-kata yang sering digunakan. Saya biasanya membaca Seven Three, atau Tujuh Tiga, bukan Seventy Three atau Tujuh Puluh Tiga.
  • CQ. Ada versi yang mengatakan CQ berasal dari kata Perancis. Tapi saya lebih suka dengan versi bahwa CQ kalau dibaca dalam bahasa Inggris terdengar sebagai “Seek You”. Ini adalah kode untuk memanggil. Bisa juga diikuti dengan callsign yang dipanggil, negara, kode area, dan lain-lain
  • QTH. Ini adalah bagian dari Q-code, lagi-lagi berasal dari jaman komunikasi via telegrafi. QTH ini artinya lokasi memancar
  • QRP. Juga bagian dari Q-code, artinya adalah menurunkan daya pancar. Saat ini sering digunakan untuk radio amatir dengan pancaran daya rendah. Lawannya adalah yang dibawah ini
  • QRO. Q-Code ini artinya menaikkan daya pancar. Saat ini digunakan untuk radio amatir yang menggunakan daya pancar tinggi.
  • QSO. Q-Code ini artinya adalah percakapan dua arah.
  • QSL. Sebagai penutup, Q-code ini adalah yang paling sering digunakan. Kode ini artinya konfirmasi bahwa pertukaran informasi sudah selesai. Biasanya setelah QSL akan diikuti dengan pertukaran QSL Card.

Ada lagi kira-kira istilah radio amatir yang sering digunakan di udara?

73 de YD0SPU

Bikin Sendiri Flowerpot Antena 2m (VHF)

Antena flowerpot 2 meter VHF pertama kali dipopulerkan oleh John, seorang amatir radio dari Australia dengan callsign VK2ZOI. Antena ini disebut sebagai antena flowerpot, atau pot bunga, karena dengan diletakkan didalam pot bunga dan memasang beberapa tanaman tiruan, antena ini bisa disamarkan sebagai pot bunga. Cukup berguna mungkin bagi yang melakukan operasi rahasia.

Cara kerja antena flowerpot (pot bunga) ini kurang lebih seperti antena vertical dipole 1/2 lambda. Sisi kabel coaxial yang dikupas adalah bagian 1/4 lambda, dan sisi coaxial yang tidak dikupas hingga lilitan choke adalah 1/4 lambda lainnya. Sebuah desain yang sangat cerdik.

Performa dari antena pot bunga (flowerpot) bikinan sendiri ini cukup mengagumkan. Dengan menggunakan HT Baofeng dengan daya 5 watt, pancaran dari lokasi saya bisa sempurna membuka radio pancar ulang (RPU) ORARI Daerah Jakarta. Apabila diukur dengan garis lurus, jarak tersebut menurut Google Map adalah sekitar 18 kilometer.

Jarak Pancar dari Pamulang ke Repeater ORARI Daerah Jakarta

Lalu, sudah cukup yakin untuk membuat antena pot bunga (flowerpot) ini? John VK2ZOI sudah membuat instruksi yang sangat detil, lengkap dengan foto yang cukup baik. Dalam membuat antena flowerpot ini, saya menggunakan pengukuran sesuai dengan yang digunakan oleh VK2ZOI.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

  • Kabel coaxial sepanjang 2 meter. Disarankan untuk memilih kabel coaxial yang fleksibel dengan inti serabut untuk mempermudah pembuatan lilitan choke. Untuk antena ini saya menggunakan kabel RG-58
  • Pipa PVC 1″ atau lebih besar, sepanjan 1.5 meter. Disarankan untuk tidak menggunakan pipa PVC dengan ukuran lebih kecil dari 1″ agar lilitan choke tidak merusak kabel coaxial.
  • Tutup pipa PVC (End Cap) 1 buah, sesuai dengan ukuran pipa PVC yang digunakan
  • Sambungan T pipa PVC 1 buah, sesuai dengan ukuran pipa PVC yang digunakan
  • Konektor antena seperti BNC, SO-239 atau N-Connector, disesuaikan dengan pilihan dan selera masing-masing
  • Bahan-bahan dan peralatan lainnya seperti bor, lem pipa PVC, sealant, solder dan timahnya, gergaji, amplas, dan lain-lain.

Instruksi dan ukuran sudah ditulis dengan baik oleh John VK2ZOI dalam tulisannya yang berjudul Half-Wave Flower Pot Antenna. Apabila menggunakan pipa PVC lebih besar dari 1″, John VK2ZOI juga menyediakan kebutuhan lilitan choke.

Yang kurang dari tulisan John VK2ZOI menurut saya adalah pembuatan pipa PVC sebagai pembungkus antena. Untuk itu selanjutnya saya akan membagikan dua buah desain, untuk kebutuhan stasiun tetap dan stasiun tidak tetap.

Antena Pot Bunga (Flowerpot Antenna) di base Station.

Antena Pot Bunga (Flowerpot) Untuk Stasiun
Radio Amatir Tetap

Desain pipa PVC untuk antena pot bunga (flowerpot) biasanya dipasang diatas menara. Untuk itu dibutuhkan penyambungan pipa PVC yang lebih tahan cuaca.

Ukuran dari pipa PVC untuk antena pot bunga (flowerpot) stasiun tetap ada di diagram di bawah ini, diikuti dengan penjelasan dibawah diagram.

Desain PVC untuk antena pot bunga (Flowerpot) stasiun tetap

Penjelasan mengenai diagram diatas adalah sebagai berikut:

  • Panjang total pipa PVC yang dibutuhkan adalah 1.5 meter. Pipa ini dibagi menjadi 2 bagian: 1.2 – 1.3 meter dan 0.2-0.3 meter untuk mengakomodasi sambungan T-connector
  • Guna dari T-connector adalah sebagai jalur keluar kabel antena ke kabel feeder. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan memotong bagian samping T-Connector. Pada sisi samping yang telah dipotong akan dipasang konektor antena (SO-239, N-Connector, BNC, dan lain-lain sesuai pilihan.
  • Sambungan antar pipa PVC yang harus di lem adalah sambungan bagian atas dari T-connector. Hal ini diperlukan untuk mencegah air masuk ketika hujan. Gunakan lem PVC. Sambungan yang lain bisa dilem atau tidak.
  • Jangan lupa untuk memberikan sealant tahan cuaca disekitar kabel keluar masuk lilitan choke.

Antena Pot Bunga (Flowerpot) Untuk Stasiun Radio Amatir Tidak Tetap

Stasiun tidak tetap memiliki karakteristik operasional yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, stasiun tidak tetap membutuhkan antena yang lebih mudah dibongkar dan dipasang, serta cukup kecil sehingga mudah dibawa.

Desain antena pot bunga (flowerpot) untuk stasiun tidak tetap hampir mirip dengan stasiun radio amatir tetap. Bedanya hanya di sisi antena panjang dibagi 2. Penyambungan kedua bagian ini bisa dilakukan ketika membangun stasiun dengan menggunakan sok PVC.

Desain PVC untuk antena pot bunga (Flowerpot) stasiun tidak tetap (portable)

Untuk jenis antena yang lebih mudah dibawa, sebaiknya bagian antar pipa PVC tidak di lem kecuali bagian T-connector dan pipa bagian bawah.

Modifikasi T-connector

Bagian terakhir dari pembuatan antena pot bunga (flowerpot) adalah bagian T-connector. Bagian ini berfungsi sebagai tempat menyambungkan kabel feeder dari rig dengan antena.

Modifikasi T-connector PVC dilakukan dengan memotong bagian tengah dari konektor PVC. Bagian tengah ini akan menjadi tempat keluarnya kabel dari antena, dan bisa dipasangkan konektor. Foto dibawah ini menunjukkan T-connector yang sudah dipotong, dan kabel dari antena yang sudah dipasang konektor SO-239.

Konektor antena

Konektor antena ini nantinya bisa direkatkan pada lubang T-connector dengan menggunakan sealant.

Selamat mencoba. 73 de YD0SPU

Mengenal Istilah Radio Komunikasi

Komunikasi melalui radio komunikasi dengan melalui radio pancar ulang (repeater) bisa memperpanjang jangkauan komunikasi kita. Namun terkadang istilah yang digunakan untuk setting radio komunikasi supaya bisa menggunakan radio pancar ulang bisa jadi cukup membingungkan untuk pemula.

Terkadang, informasi setting untuk komunikasi diberikan cukup singkat, seperti contoh dibawah ini:

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5”

Informasi yang singkat itu sebenarnya sudah berisi informasi lengkap untuk setting komunikasi melalui radio pancar ulang. Ada 3 informasi yang dibutuhkan untuk setting radio komunikasi supaya bisa berkomunikasi melalui radio pancar ulang, yaitu frekuensi penerimaan (Rx), frekuensi pemancar (Tx) dan tone. Dan ketiga informasi tersebut sudah terangkum dalam kalimat diatas.

Sekarang mari kita telaah satu-satu istilah-istilah frekuensi pemancar, penerimaan dan tone, serta bagaimana menentukan angka yang tepat untuk ketiga informasi diatas.

Frekuensi Penerimaan (Receive/Rx)

Angka pertama yang harus kita tentukan adalah frekuensi penerimaan, atau sering disingkat dengan Rx. Frekuensi ini adalah frekuensi yang dipancarkan oleh repeater, dan diterima oleh perangkat radio komunikasi kita. Pada kebanyakan radio komunikasi, frekuensi ini tinggal langsung dimasukkan melalui keypad.

Dalam contoh diatas, angka frekuensi penerimaan ini adalah angka yang disebutkan setelah kata frekuensi, yaitu 694.

Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5″

Lalu, frekuensi berapakah itu 694? Dalam dunia radio amatir, frekuensi 694 itu adalah 146.940 MHz. Frekuensi radio amatir di VHF adalah antara 144.000-148.000. Karena dua digit pertama selalu 14, maka digit yang disebutkan adalah mulai digit ketiga. Dengan demikian, frekuensi 694 menjadi 146.940 MHz.

Frekuensi Pemancar (Transmit/Tx)

Kebanyakan radio pancar ulang (repeater) beroperasi dalam mode duplex. Artinya, selagi seorang operator radio sedang berbicara, maka operator radio lainnya bisa mendegarkan secara bersamaan. Untuk itu diperlukan frekuensi yang berbeda antara frekuensi untuk pemancar dan penerima.

Frekuensi pemancar (Tx) ini adalah frekuensi yang harus dipancarkan oleh pesawat radio kita ketika kita berbicara. Kebanyakan radio komunikasi modern otomatis memindahkan frekuensi radio ke frekuensi pemancar ketika tombol PTT ditekan. Frekuensi pemancar ini bisa ditentukan dengan menggunakan duplex.

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5″

Dari contoh diatas, duplex -600 artinya frekuensi pemancar ada di 600 KHz (atau 0.6 MHz) dibawah frekuensi penerimaan. Dalam contoh diatas, frekuensi penerimaan (Rx) adalah 146.940 MHz. Dengan demikian, frekuensi pemancaran kita adalah:

146.940 MHz - 0.6 MHz = 146.340 MHz

Cara memasukkan frekuensi pemancaran (Tx) ini berbeda pada setiap merk radio komunikasi. Dalam HT Baofeng misalnya, duplex ini dimasukkan dalam 2 menu, yaitu menu untuk frekuensi duplex, dan menu untuk duplex negatif atau duplex positif.

Tone

Angka terakhir yang diperlukan untuk komunikasi melalui repeater adalah tone. Angka ini adalah yang paling mudah ditemukan, yaitu bagian terakhir dari informasi di atas. Tapi, apakah sebenarnya tone ini?

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5

Tone adalah sebuah suara yang harus dipancarkan bersama suara kita, agar pancaran kita diterima dan dipancarkan lagi oleh radio pancar ulang/repeater. Frekuensi dari suara tersebut disebut adalah angka dalam setting tone. Dalam contoh di atas, frekuensi suara tersebut adalah 88.5 Hz.

Suara tone ini biasanya akan difilter oleh repeater atau perangkat radio kita, sehingga biasanya tidak akan mengganggu suara kita ketika didengar oleh operator penerima.

Satu lagi tentang tone ini, tidak semua radio pancar ulang/repeater memerlukan tone. Terkadang tone ini digunakan oleh pemilik radio pancar ulang/repeater, supaya repeater tidak memancarkan ulang noise dari lingkungan.

Selamat berkomunikasi di udara. 73 de YD0SPU

Antara IAR dan IKRAP

Tertarik untuk menggunakan HT untuk komunikasi? Atau memang hobi ngobrol dan ngulik radio komunikasi? Penggunaan HT dan radio komunikasi untuk hobi, dan non-komersial lainnya tetap membutuhkan ijin, supaya tidak bertabrakan dengan pengguna lainnya seperti polisi dan petugas keamanan.

Ijin ]penggunaan radio komunikasi seperti HT, untuk tujuan non-komersial, adalah berupa Ijin Amatir Radio atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk. Kedua ijin tersebut dikeluarkan oleh Direktorat Jendral SDPPI, bagian dari Kementrian Komunikasi dan Informatika. Dengan terbitnya Peraturan Menteri KOMINFO no 17/2018, kedua ijin tersebut bisa didapatkan secara daring melalui situs SDPPI: https://iar-ikrap.postel.go.id. Dengan semakin mudahnya untuk mendapatkan ijin penggunaan radio komunikasi non-komersial, tidak ada alasan untuk menggunakan radio komunikasi seperti HT tanpa ijin bukan?

Lah, kalau ada 2 ijin, mana yang sebaiknya dipilih? Mana yang lebih baik dari kedua ijin tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita kupas satu-satu antara Ijin Amatir Radio (IAR) dan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP)

Contoh Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP)

Mari kita mulai dengan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk, atau disingkat dengan IKRAP. Sesuai namanya, ijin ini ditujukan untuk pengguna radio komunikasi non komersial yang hobi ngobrol.

IKRAP ini dulunya dikenal dengan radio Citizen Band, atau disingkat radio CB. Radio CB ini juga banyak diadopsi di beberapa negara. Meskipun di beberapa negara penggunaan radio CB tidak memerlukan ijin khusus, di Indonesia penggunaan radio CB dan frekuensinya masih memerlukan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

Persyaratan untuk mendapatkan IKRAP relatif mudah. Yang diperlukan hanya hasil pindai KTP dan foto ukuran 3×4 dengan latar belakang biru. Kemudian melakukan di situs https://iar-ikrap.postel.go.id, dan menggunggah kedua persyaratan diatas. Setelah melakukan pembayaran maka IKRAP akan terbit dalam waktu 1 hari kerja. Untuk detail proses mendapatkan IKRAP bisa dilihat di tulisan dalam tautan berikut.

Dengan kemudahan ini, IKRAP memiliki lebih banyak keterbatasan apabila dibandingkan dengan IAR. Pertama, frekuensi yang terbatas, karena IKRAP hanya memiliki alokasi di VHF 2 meter (142 – 143.6 MHz) dan HF 10 meter (26.9 – 27.4 MHz). Batasan kedua adalah daya pancar maksimum sebesar 12 Watt di pita HF dan 25 Watt di pita VHF. Demikian juga dengan perangkat pancar ulang (repeater), hanya diijinkan di pita VHF dengan daya maksimum 50 Watt. Ketiga, IKRAP hanya diijinkan melakukan komunikasi dalam negeri saja.

Ijin Amatir Radio (IAR)

Contoh Ijin Amatir Radio (IAR)

Berbeda dengan IKRAP, Ijin Amatir Radio (IAR) adalah ijin penggunaan spektrum radio non-komersial yang ditujukan untuk pengguna radio yang hobi melakukan eksperimen. Rata-rata penggiat radio amatir ini memiliki latar belakang atau minta tinggi pada elektronika.

Ijin Amatir Radio baru bisa didapatkan setelah melalui ujian. Ujian ini disebut Ujian Negara Amatir Radio (UNAR), yang diselenggarakan oleh Balai Monitor (BALMON), bagian dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO). Dalam ujian ini peserta diuji mengenai pengetahuan elektronika dan teknik radio komunikasi. Setelah lulus dari UNAR, baru seseorang bisa mendapatkan Ijin Amatir Radio.

Semua kerumitan permohonan Ijin Amatir Radio diperlukan untuk memastikan seorang pemegang IAR memiliki pengetahuan cukup, karena IAR memiliki jangkauan operasional yang sangat luas. Jumlah frekuensi yang bisa digunakan jauh lebih banyak. Daya pancar yang diperbolehkan juga jauh lebih besar. Bahkan, Ijin Amatir Radio ini merupakan ijin yang diakui secara internasional, sehingga apabila berkomunikasi dengan radio amatir dari negara lain, seorang pemegang IAR juga mewakili Indonesia. Maka dari itu, materi yang diujikan dalam UNAR juga sesuai dengan standar internasional.

Untuk yang berminat mendapatkan IAR, pendaftaran untuk mengikuti UNAR bisa dilakukan secara daring. Cara pendaftaran bisa dilihat dari tautan ini.

Ijin Manakah Yang Cocok

Untuk menentukan ijin mana yang lebih cocok, antara Ijin Amatir Radio (IAR) atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP), pertama-tama perlu dilihat minat dalam radio komunikasi. Apakah minat anda hanya sekedar ngobrol, atau tertarik untuk melakukan eksperimen, membuat antena, bahkan berkomunikasi dengan satelit? Apabila hanya ngobrol, maka IKRAP lebih mudah untuk didapatkan. Tetapi apabila minat untuk eksperimen, hal ini hanya bisa dilakukan dengan Ijin Amatir Radio.

Kedua, apakah bersedia mempersiapkan diri untuk mengikuti UNAR? Materi elektronika dan teknik radio yang diujikan dalam UNAR membutuhkan persiapan, terutama bagi yang tidak memiliki latar belakang elektronika.

Atau kalau masih bingung, bisa juga dipilih keduanya. IAR dan IKRAP bisa dimiliki secara bersamaan, sehingga bisa dimulai dari memiliki IKRAP dulu karena lebih mudah, lalu dilanjutkan ikut UNAR dan mendapatkan Ijin Amatir Radio.

Ijin manapun yang akhirnya dipilih, perlu diingat bahwa IAR dan IKRAP adalah ijin penggunaan radio untuk keperluan non-komersial. Artinya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan bisnis, serperti untuk bisnis sekuriti, pergudangan, kapal, event organizer, dan lain-lain. Untuk keperluan bisnis, ada jalurnya lagi untuk mendapatkan ijin frekuensi.

Sampai jumpat di udara, 73 de YD0SPU.