Buat saya, nama minirig di seputar radio dua arah selalu identik dengan radio kecil buatan China dengan tombol orange 8 buah dan display yang bisa berganti warna. Hal ini lebih karena tidak ada identitas lain yang bisa dipakai untuk menamai radio komunikasi ini. Sepertinya siapapun yang berminat bisa memesan di pabriknya di China, lalu tinggal ditempelkan merk dan model seperti pesanan.
Rig mini yang saya review kali ini datang dengan label Asimoton, dengan model AS-9900. Sesuai namanya, rig ini berukuran mini, kurang lebih hanya sebesar telapak tangan saya. Tapi, meskipun kemasannya kecil, minirig Asimoton AS-9900 mampu memancarkan daya 25 watt di VHF, dan 20 watt UHF. Radio ini juga sudah mendukung fungsi-fungsi standar seperti transmisi duplex, CTCSS, DCS, dan dilengkapi dengan 200 memory. Dan yang terakhir, radio ini memiliki kemampuan dual monitor.
Di dalam kotak yang saya terima, selain radio juga terdapat external microphone yang dilengkapi full keypad untuk operasional radio, bracket radio, gantungan mic, satu set baut, dan kabel DC. Kabel DC yang disertakan sudah terpasang plug untuk colokan 12 volt mobil.
Cukup fantastis, mengingat ukurannya yang kecil, dengan harga yang tidak sampai 1 juta rupiah.
Lalu, bagaimana kesan-kesan setelah menggunakan radio ini selama 3 bulan? Apakah memang kemampuannya se-fantastis spesifikasinya? Secara singkat, berikut hal-hal yang saya suka dari minirig ini.
- Ukurannya yang kecil dan ringan, sehingga mempermudah pemasangan di dalam mobil. Cukup menggunakan double tape 3M, minirig sudah terpasang cukup kokoh, tanpa menggangu kaki
- Harga yang paling murah untuk rig dual band
- Suara yang cukup kencang dan bersih.
- Sensitifitas penerimaan yang cukup baik
Sedangkan hal-hal yang rasanya perlu diperbaiki adalah:
- Display yang kecil, sehingga cukup sulit untuk dilihat sambil berkendara. Memang display ini harus menyesuaikan dengan ukuran rig yang cukup kecil
- Semua setting harus diakses melalui menu, bahkan setting yang sederhana seperti mengubah daya transmisi. Digabungkan dengan display yang kecil, hal ini mempersulit perubahan konfigurasi di saat berkendara.
- Keterbatasan buku manual penggunaan. Sama seperti radio merk China lainnya, manual book yang disediakan dalam kemasan cukup terbatas. Tapi jangan khawatir, tinggal meluncur ke dunia maya untuk mencari informasi, karena pengguna mmini rig ini cukup banyak
Berikutnya adalah beberapa kesan dan catatan saya selama menggunakan radio minirig Asimoton AS-9900
Kabel DC untuk Cigarette Lighter
Salah satu aksesoris yang cukup unik dalam kemasan minirig Asimoton AS-9900 adalah kabel DC yang sudah terpasang colokan 12 volt mobil. Colokan ini bisa disambung di cigarette lighter dalam mobil, sehingga untuk sekilas pemasangan rig di mobil jadi tidak terlalu rumit. Namun, saya memutuskan untuk tidak menggunakan cigarette lighter ini, dengan alasan berikut:
- Kabel yang disertakan terlalu kecil. Memang rig ini hanya memiliki daya maksimum 25 watt, sehingga arus yang dibutuhkan mungkin hanya sekitar 3-3.5 ampere max. Tapi kecurigaan saya terbukti ketika seorang teman yang memiliki rig dengan tipe yang sama melaporkan kalau kabel powernya terasa panas dan putus ditengah komunikasi.
- Untuk keperluan radio saya memilih kabel langsung dari aki mobil, agar arus yang ditarik radio tidak mempengaruhi komponen mobil lainnya, atau sebaliknya.
Memang, menarik kabel langsung dari aki lebih repot. Tapi toh kita juga harus menarik kabel untuk antena. Lagipula, dengan menarik kabel dari aki langsung akan mempermudah apabila kita akan mengganti dengan radio lain di masa mendatang.
Extra Mic Asimoton AS-9900
Minirig Asimoton AS-9900 datang dengan extramic dengan full keypad yang menyala untuk angka dan beberapa fungsi. Extramic ini dilengkapi dengan kabel spiral untuk menghubungkan dengan unit radio.
Extramic ini menurut saya terlalu kecil dan ringan. Apaalagi untuk yang terbiasa menggunakan rig buatan Jepang. Bukan sebuah gangguan, tapi hanya soal kebiasaan.
Hal kedua yang saya amati adalah kelengkapan tombol di extramic. Tombol-tombol di extramic ini bisa dipakai untuk mengakses menu, dan melakukan program frekuensi. Tapi ada beberapa tombol yang apabila ditambahkan di extramic akan sangat membantu. Tombol itu adalah V/M untuk merubah dari VFO ke mode memory, dan H/L, untuk mengubah daya pancaran dari tinggi ke rendah dan sebaliknya.
Selain itu, extramic ini cukup baik. Suara yang dihasilnya juga cukup jelas didengar oleh lawan bicara.
Kemampuan Radio
Dalam spesifikasinya tertulis kalau radio ini mampu memancarkan sinyal dengan maksimum daya maksimum 25 watt untuk VHF dan 20 watt di UHF. Daya pancar itu adalah untuk setting High, sedangkan di setting Low, daya pancar adalah 5 watt di VHF dan UHF.
Pada percobaan di rumah dengan menggunakan power supply 13.8 volt, daya pancar maksimum berbeda-beda di sepanjang band VHF dan UHF. Daya pancar yang tercatat maksimum mendekati 25 watt untuk VHF dan 20 watt untuk UHF.
Daya pancar di setting low apabila saya bandingkan dengan HT Baofeng tidak jauh berbeda. Dengan terhubung dengan antena luar di rumah, saya bisa membuka RPU yang juga biasanya bisa saya buka dengan HT Baofeng apabila dihubungkan dengan antena luar.
Selama pemakaian dalam kendaraan, dengan setting power low saya bisa membuka beberapa RPU di Jakarta dan Tangerang sembari berkendara disekitar Pamulang.
Dari sisi penerimaan, sensitifitas cukup baik. Bahkan, kadang terlalu baik sehingga squelch kadang terbuka untuk level noise yang wajar. Disini kendala yang saya temui adalah setting sequelch yang sepertinya tidak berpengaruh terhadap sensitifitas penerimaan.
Hal terakhir mengenai radio ini adalah panas ketika kita memancar cukup sering. Hal ini makin terasa apabila kita memancar dengan setting high. Beberapa model minirig China dilengkapi dengan kipas kecil, seperti Asimoton AS-9900. Tapi ada juga yang tidak dilengkapi kipas.
Kipas radio Asimoton AS-9900 ini cukup berisik. Dan pengalaman saya, kipas ini juga akan menyala kalau kita cukup sering memancar, meskipun hanya menggunakan daya 5 watt. Untungnya speaker dari minirig ini cukup nyaring. Cukup memutar sedikit kenop volume maka suara sudah didengar dengan volume yang cukup nyaman didengar untuk didalam mobil.
Demikian catatan saya untuk minirig Asimoton AS-9900. Meskipun ada beberapa kekurangan, dengan harga 1 juta saya cukup puas dengan pemakaian di dalam mobil. Kemampuan dual monitor bisa saya gunakan untuk monitor dua frekuensi RPU, atau frekuensi lalu lintas. Komunikasi radio pun tetap lancar untuk penggunaan konvoi ataupun sekedar ngobrol antar sesama pengguna radio.
Mau tanya, kalau pemrograman melalui komputer sudah pernah mencoba ? saya menggunakan chirp tapi tidak ada tipe yang sama dan selalu muncul pesan eror “Radio did not enter clone mode”. mohon informasi kalau bisa berhasil menggunakan pemrograman dengan software apa dan bagaimana caranya. terimakasih sebelumnya.
Saya gak punya kabel datanya. Pernah bikin tapi gak berhasil. Pilih QYT KD8900 kalo menurut beberapa instruksi dari CHIRP. Coba cek video ini: https://www.youtube.com/watch?v=Mklu0H1pOw8
Selamat pagi om,,,maaf mau tanya,,ada komponen yg di bodinya tertera LP1,, dekat lilitan dekat final,,ada 2 buah,,itu komponen apa ya om
Di bagian mana ya? Boleh di foto trus linknya di kasih di comment?
Mungkin om Ben bisa bantu saran,
Saya merasa perangkat ini budek (receiving tidak baik) sampai harus pake ht untuk monitor dengan helikal sementara asimoton menggunakan antena higain.
Terima kasih
Perangkat minirig ini emang budeg OM hehehehe
Selamat siang om,
Mau tanya apakah jika dipakai seharian di mobil aman? apakah rig nya menjadi panas? terima kasih
Ya pasti panas kalau sering transmit. Saya pakai versi yang ada kipas jadi so far aman. Kalau gak perlu transmit 25 watt ya transmit 5 watt saja, supaya lebih awet