Menambah Jangkauan Pancaran Radio Komunikasi

“Powernya kurang nih, jadinya pancaran saya gak sampai”

Omongan di atas sering terdengar ketika sebuah pancaran radio gagal diterima di tujuan. Kekurangan power atau daya pancar selalu menjadi kambing hitam kalau sebuah pancaran radio komunikasi gagal diterima oleh lawan bicara.

Eits, tapi sebelum buru-buru meningkatkan daya pancar, coba diperhatikan dulu keseluruhan komponen dari sistem mulai dari radio hingga antena. Apakah keseluruhan sistem ini sudah efisien? Kalau tidak, maka tambahan daya pancar ini hanya akan terbuang sebagai panas, entah di sisi radio, atau antena.

Ketika sedang membuat antena Pot Bunga (Flowerpot) saya sudah membuktikan kalau dengan daya pancar sebesar 5 watt dari HT, pancaran bisa diterima dengan sempurna oleh Radio Pancar Ulang (RPU/Repeater) dengan jarak 18.4 km. Pembuatan antena tersebut bisa ditemukan di tulisan dalam tautan ini.

Dalam QSO selanjutnya, pancaran dengan daya 5 watt bisa menjangkau Radio Pancar Ulang (Repeater) ORARI Jakarta Utara sejauh 23 kilometer dari tempat saya memancar.

Menjangkau Radio Pancar Ulang (RPU) 670, sejauh 23 km dari Pamulang

Jadi, kalau dengan daya pancar hanya 5 watt bisa menjangkau 23 kilometer lebih, tentunya daya pancar yang tinggi bukan satu-satunya cara untuk memperluas daya pancar. Masih ada faktor-faktor lain selain daya pancar untuk memperluas jangkauan pacaran.

Berikut adalah hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk memperluas jangkauan pancar, selain meningkatkan daya pancaran:

  • Gunakan kabel feeder/transmisi dari rig ke antena dengan panjang secukupnya. Semakin panjang kabel feeder/transmisi, semakin banyak daya yang hilang (attenuation) di kabel.
  • Gunakan kabel feeded/transmisi yang besar, untuk memperkecil daya yang hilang di kabel (attenuation). Semakin besar diameter kabel, semakin kecil daya yang hilang dengan panjang kabel yang sama. Untuk kabel feeder/transmisi yang saya gunakan adalah RG-8.
  • Pasang antena setinggi mungkin. Antena VHF seperti antena pemancar lainnya berfungsi sangat baik apabila berada di ruang bebas tanpa halangan. Antena VHF yang saya gunakan dipasang setinggi 9 meter dari permukaan tanah. Gunakan balkon atau teras rumah.
  • Pastikan setting SWR yang rendah. Antena yang matching, dengan SWR yang rendah sesuai frekuensi yang digunakan memastikan bahwa seluruh daya yang sampai ke antena akan terpancar.
Antena VHF 2 meter diujung tiang antena setinggi 6 meter. Tinggi total antena dari tanah sekitar 9-10 meter

Dengan melakukan hal-hal diatas maka pancaran radio akan jauh menjadi lebih luas. Seperti contoh yang saya lakukan, dengan 5 watt pancaran cukup kuat untuk membuka Radio Pancar Ulang sejauh 23 km lebih.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan suatu catatan, bahwa memang ada batasan-batasn operasional dimana tambahan daya pancar menjadi satu-satunya pilihan. Seperti di mobil misalnya, tidak mungkin memasang antena setinggi 10 meter, atau menggunakan kabel RG8 yang kaku. Oleh karena itu, penambahan daya pancar memang jadi hal penting untuk meningkatkan jangkauan pancaran. Tapi setidaknya, coba untuk melakukan optimalisasi sistem lainnya, karena daya pancar besar juga datang dengan kebutuhan lainnya yang tidak lebih sederhana

73 de YD0SPU

Istilah-istilah dalam Radio Amatir

Sebagai anak bawang di dunia radio amatir, dengan ijin yang baru berusia hampir 3 bulan, banyak istilah-istilah yang baru dan cukup membingungkan ketika saya berkomunikasi dengan sesama penggiat Radio Amatir.

Untuk membantu anak bawang lainnya di dunia radio amatir, berikut saya coba bagikan istilah-istilah yang sering digunakan, berikut artinya.

  • OM = Old Man. Istilah ini adalah panggilan untuk penggiat radio amatir pria, terlepas dari usia dari orang tersebut. OM ini ditulis dengan huruf besar, satu huruf O dan satu huruf M. Jadi bukan ditulis Oom ya, karena itu pasangannya tante. Sedangkan pasangan OM adalah di bawah ini
  • YL = Young Lady. Instilah ini adalah panggilan untuk penggiat radio amatir wanita, juga terlepas dari usianya. Istilah XYL terkadang suka digunakan untuk istri dari penggiat radio amatir. Saya sendiri tetap menggunakan istilah YL
  • 73 de XXXXXX. Angka 73 ini adalah kode untuk “Best regards”, biasanya digunakan di akhir pembicaraan. Asal dari angka ini adalah dari sederet angka di jaman komunikasi via telegrafi dan morse, sehingga sangat penting untuk mempersingkat kata-kata yang sering digunakan. Saya biasanya membaca Seven Three, atau Tujuh Tiga, bukan Seventy Three atau Tujuh Puluh Tiga.
  • CQ. Ada versi yang mengatakan CQ berasal dari kata Perancis. Tapi saya lebih suka dengan versi bahwa CQ kalau dibaca dalam bahasa Inggris terdengar sebagai “Seek You”. Ini adalah kode untuk memanggil. Bisa juga diikuti dengan callsign yang dipanggil, negara, kode area, dan lain-lain
  • QTH. Ini adalah bagian dari Q-code, lagi-lagi berasal dari jaman komunikasi via telegrafi. QTH ini artinya lokasi memancar
  • QRP. Juga bagian dari Q-code, artinya adalah menurunkan daya pancar. Saat ini sering digunakan untuk radio amatir dengan pancaran daya rendah. Lawannya adalah yang dibawah ini
  • QRO. Q-Code ini artinya menaikkan daya pancar. Saat ini digunakan untuk radio amatir yang menggunakan daya pancar tinggi.
  • QSO. Q-Code ini artinya adalah percakapan dua arah.
  • QSL. Sebagai penutup, Q-code ini adalah yang paling sering digunakan. Kode ini artinya konfirmasi bahwa pertukaran informasi sudah selesai. Biasanya setelah QSL akan diikuti dengan pertukaran QSL Card.

Ada lagi kira-kira istilah radio amatir yang sering digunakan di udara?

73 de YD0SPU

Bikin Sendiri Flowerpot Antena 2m (VHF)

Antena flowerpot 2 meter VHF pertama kali dipopulerkan oleh John, seorang amatir radio dari Australia dengan callsign VK2ZOI. Antena ini disebut sebagai antena flowerpot, atau pot bunga, karena dengan diletakkan didalam pot bunga dan memasang beberapa tanaman tiruan, antena ini bisa disamarkan sebagai pot bunga. Cukup berguna mungkin bagi yang melakukan operasi rahasia.

Cara kerja antena flowerpot (pot bunga) ini kurang lebih seperti antena vertical dipole 1/2 lambda. Sisi kabel coaxial yang dikupas adalah bagian 1/4 lambda, dan sisi coaxial yang tidak dikupas hingga lilitan choke adalah 1/4 lambda lainnya. Sebuah desain yang sangat cerdik.

Performa dari antena pot bunga (flowerpot) bikinan sendiri ini cukup mengagumkan. Dengan menggunakan HT Baofeng dengan daya 5 watt, pancaran dari lokasi saya bisa sempurna membuka radio pancar ulang (RPU) ORARI Daerah Jakarta. Apabila diukur dengan garis lurus, jarak tersebut menurut Google Map adalah sekitar 18 kilometer.

Jarak Pancar dari Pamulang ke Repeater ORARI Daerah Jakarta

Lalu, sudah cukup yakin untuk membuat antena pot bunga (flowerpot) ini? John VK2ZOI sudah membuat instruksi yang sangat detil, lengkap dengan foto yang cukup baik. Dalam membuat antena flowerpot ini, saya menggunakan pengukuran sesuai dengan yang digunakan oleh VK2ZOI.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

  • Kabel coaxial sepanjang 2 meter. Disarankan untuk memilih kabel coaxial yang fleksibel dengan inti serabut untuk mempermudah pembuatan lilitan choke. Untuk antena ini saya menggunakan kabel RG-58
  • Pipa PVC 1″ atau lebih besar, sepanjan 1.5 meter. Disarankan untuk tidak menggunakan pipa PVC dengan ukuran lebih kecil dari 1″ agar lilitan choke tidak merusak kabel coaxial.
  • Tutup pipa PVC (End Cap) 1 buah, sesuai dengan ukuran pipa PVC yang digunakan
  • Sambungan T pipa PVC 1 buah, sesuai dengan ukuran pipa PVC yang digunakan
  • Konektor antena seperti BNC, SO-239 atau N-Connector, disesuaikan dengan pilihan dan selera masing-masing
  • Bahan-bahan dan peralatan lainnya seperti bor, lem pipa PVC, sealant, solder dan timahnya, gergaji, amplas, dan lain-lain.

Instruksi dan ukuran sudah ditulis dengan baik oleh John VK2ZOI dalam tulisannya yang berjudul Half-Wave Flower Pot Antenna. Apabila menggunakan pipa PVC lebih besar dari 1″, John VK2ZOI juga menyediakan kebutuhan lilitan choke.

Yang kurang dari tulisan John VK2ZOI menurut saya adalah pembuatan pipa PVC sebagai pembungkus antena. Untuk itu selanjutnya saya akan membagikan dua buah desain, untuk kebutuhan stasiun tetap dan stasiun tidak tetap.

Antena Pot Bunga (Flowerpot Antenna) di base Station.

Antena Pot Bunga (Flowerpot) Untuk Stasiun
Radio Amatir Tetap

Desain pipa PVC untuk antena pot bunga (flowerpot) biasanya dipasang diatas menara. Untuk itu dibutuhkan penyambungan pipa PVC yang lebih tahan cuaca.

Ukuran dari pipa PVC untuk antena pot bunga (flowerpot) stasiun tetap ada di diagram di bawah ini, diikuti dengan penjelasan dibawah diagram.

Desain PVC untuk antena pot bunga (Flowerpot) stasiun tetap

Penjelasan mengenai diagram diatas adalah sebagai berikut:

  • Panjang total pipa PVC yang dibutuhkan adalah 1.5 meter. Pipa ini dibagi menjadi 2 bagian: 1.2 – 1.3 meter dan 0.2-0.3 meter untuk mengakomodasi sambungan T-connector
  • Guna dari T-connector adalah sebagai jalur keluar kabel antena ke kabel feeder. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan memotong bagian samping T-Connector. Pada sisi samping yang telah dipotong akan dipasang konektor antena (SO-239, N-Connector, BNC, dan lain-lain sesuai pilihan.
  • Sambungan antar pipa PVC yang harus di lem adalah sambungan bagian atas dari T-connector. Hal ini diperlukan untuk mencegah air masuk ketika hujan. Gunakan lem PVC. Sambungan yang lain bisa dilem atau tidak.
  • Jangan lupa untuk memberikan sealant tahan cuaca disekitar kabel keluar masuk lilitan choke.

Antena Pot Bunga (Flowerpot) Untuk Stasiun Radio Amatir Tidak Tetap

Stasiun tidak tetap memiliki karakteristik operasional yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, stasiun tidak tetap membutuhkan antena yang lebih mudah dibongkar dan dipasang, serta cukup kecil sehingga mudah dibawa.

Desain antena pot bunga (flowerpot) untuk stasiun tidak tetap hampir mirip dengan stasiun radio amatir tetap. Bedanya hanya di sisi antena panjang dibagi 2. Penyambungan kedua bagian ini bisa dilakukan ketika membangun stasiun dengan menggunakan sok PVC.

Desain PVC untuk antena pot bunga (Flowerpot) stasiun tidak tetap (portable)

Untuk jenis antena yang lebih mudah dibawa, sebaiknya bagian antar pipa PVC tidak di lem kecuali bagian T-connector dan pipa bagian bawah.

Modifikasi T-connector

Bagian terakhir dari pembuatan antena pot bunga (flowerpot) adalah bagian T-connector. Bagian ini berfungsi sebagai tempat menyambungkan kabel feeder dari rig dengan antena.

Modifikasi T-connector PVC dilakukan dengan memotong bagian tengah dari konektor PVC. Bagian tengah ini akan menjadi tempat keluarnya kabel dari antena, dan bisa dipasangkan konektor. Foto dibawah ini menunjukkan T-connector yang sudah dipotong, dan kabel dari antena yang sudah dipasang konektor SO-239.

Konektor antena

Konektor antena ini nantinya bisa direkatkan pada lubang T-connector dengan menggunakan sealant.

Selamat mencoba. 73 de YD0SPU

Mengenal Istilah Radio Komunikasi

Komunikasi melalui radio komunikasi dengan melalui radio pancar ulang (repeater) bisa memperpanjang jangkauan komunikasi kita. Namun terkadang istilah yang digunakan untuk setting radio komunikasi supaya bisa menggunakan radio pancar ulang bisa jadi cukup membingungkan untuk pemula.

Terkadang, informasi setting untuk komunikasi diberikan cukup singkat, seperti contoh dibawah ini:

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5”

Informasi yang singkat itu sebenarnya sudah berisi informasi lengkap untuk setting komunikasi melalui radio pancar ulang. Ada 3 informasi yang dibutuhkan untuk setting radio komunikasi supaya bisa berkomunikasi melalui radio pancar ulang, yaitu frekuensi penerimaan (Rx), frekuensi pemancar (Tx) dan tone. Dan ketiga informasi tersebut sudah terangkum dalam kalimat diatas.

Sekarang mari kita telaah satu-satu istilah-istilah frekuensi pemancar, penerimaan dan tone, serta bagaimana menentukan angka yang tepat untuk ketiga informasi diatas.

Frekuensi Penerimaan (Receive/Rx)

Angka pertama yang harus kita tentukan adalah frekuensi penerimaan, atau sering disingkat dengan Rx. Frekuensi ini adalah frekuensi yang dipancarkan oleh repeater, dan diterima oleh perangkat radio komunikasi kita. Pada kebanyakan radio komunikasi, frekuensi ini tinggal langsung dimasukkan melalui keypad.

Dalam contoh diatas, angka frekuensi penerimaan ini adalah angka yang disebutkan setelah kata frekuensi, yaitu 694.

Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5″

Lalu, frekuensi berapakah itu 694? Dalam dunia radio amatir, frekuensi 694 itu adalah 146.940 MHz. Frekuensi radio amatir di VHF adalah antara 144.000-148.000. Karena dua digit pertama selalu 14, maka digit yang disebutkan adalah mulai digit ketiga. Dengan demikian, frekuensi 694 menjadi 146.940 MHz.

Frekuensi Pemancar (Transmit/Tx)

Kebanyakan radio pancar ulang (repeater) beroperasi dalam mode duplex. Artinya, selagi seorang operator radio sedang berbicara, maka operator radio lainnya bisa mendegarkan secara bersamaan. Untuk itu diperlukan frekuensi yang berbeda antara frekuensi untuk pemancar dan penerima.

Frekuensi pemancar (Tx) ini adalah frekuensi yang harus dipancarkan oleh pesawat radio kita ketika kita berbicara. Kebanyakan radio komunikasi modern otomatis memindahkan frekuensi radio ke frekuensi pemancar ketika tombol PTT ditekan. Frekuensi pemancar ini bisa ditentukan dengan menggunakan duplex.

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5″

Dari contoh diatas, duplex -600 artinya frekuensi pemancar ada di 600 KHz (atau 0.6 MHz) dibawah frekuensi penerimaan. Dalam contoh diatas, frekuensi penerimaan (Rx) adalah 146.940 MHz. Dengan demikian, frekuensi pemancaran kita adalah:

146.940 MHz - 0.6 MHz = 146.340 MHz

Cara memasukkan frekuensi pemancaran (Tx) ini berbeda pada setiap merk radio komunikasi. Dalam HT Baofeng misalnya, duplex ini dimasukkan dalam 2 menu, yaitu menu untuk frekuensi duplex, dan menu untuk duplex negatif atau duplex positif.

Tone

Angka terakhir yang diperlukan untuk komunikasi melalui repeater adalah tone. Angka ini adalah yang paling mudah ditemukan, yaitu bagian terakhir dari informasi di atas. Tapi, apakah sebenarnya tone ini?

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5

Tone adalah sebuah suara yang harus dipancarkan bersama suara kita, agar pancaran kita diterima dan dipancarkan lagi oleh radio pancar ulang/repeater. Frekuensi dari suara tersebut disebut adalah angka dalam setting tone. Dalam contoh di atas, frekuensi suara tersebut adalah 88.5 Hz.

Suara tone ini biasanya akan difilter oleh repeater atau perangkat radio kita, sehingga biasanya tidak akan mengganggu suara kita ketika didengar oleh operator penerima.

Satu lagi tentang tone ini, tidak semua radio pancar ulang/repeater memerlukan tone. Terkadang tone ini digunakan oleh pemilik radio pancar ulang/repeater, supaya repeater tidak memancarkan ulang noise dari lingkungan.

Selamat berkomunikasi di udara. 73 de YD0SPU